Posted by: veardiani | January 23, 2009

ETIKA DAN KODE ETIK HUMAS

Bagian humas dapat dikatakan sebagai jantung etis dari sebuah organisasi. Karena humas adalah pengendali komunikasi internal maupun eksternal, humas juga mengatasi krisis organisasi.. Namun, banyak pula kalangan yang menganggap humas sebagai pekerjaan yang kurang terhormat, karena humas bisa membuat sesuatu yang salah menjadi benar.. Mayarakat menganggap humas lebih sering mengurus kebenaran dari pada menyampaikan kebenaran.

Persepsi yang berkembang seperti itulah yang mendorong perlunya para praktisi humas membuat sebuah kode etik profesi yang menekankan kejujuran diatas segalanya. Dengan adanya kode etik, maka profesi humas akan secara terbuka dapat dinilai oleh masyarakat sehingga para profesionalnya bisa mempertanggungj jawabkan apa yang telah dikerjakannya.

Bagian ini akan mengajak kita memahami bagaimana isu-isu etika melingkupi dunia humas dan juga akan disajikan lampiran Kode Etik Profesi Humas.

Etika

Etika berbeda dengan moral. Menurut Ruslan (1995), moral adalah suatu system nilai tentang bagaiman menjalankan hidup dengan membedakan antara yang baik dengan yang buruk selaku individu dan anggota masyarakat. Sistem nilai-nilai moral tersebut secara garis besar acuannya adalah nilai universal menghenai baik dan buruk, yang biasanya dikaitkan dengan nilai kesusilaan (kebaikan), tradisi atau adapt istiadat yang berlaku, keagamaan, kependidikan, dan lain sebagainya. Kraf (1991) menyebut moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam agama atau kebudayaan tentang perilaku yang baik dan buruk. Moralitas memberikan suatu petunjuk dalam bentuk bagaimana seharusnya beritndak (das sollen).

Sementara etika lebih banyak menyinggung nilai-nilai atau norma-norma moral yang bersifat menentukan atau sebagai pedoman sikap tindak atau perilaku dalam wujud yang lebih konkrit (das sein).
Terdapat dua macam etika (Ruslan, 1995):

1. Etika deskriptif. Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskripstif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa niali dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia bertindak secara etis.

2. Etika normatif. Yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini (Keraf, 1991). Oleh karena itu etika normative merupakan norma-norma yang dapat menuntun dan menghimbau manusia agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang berlaku di masyarakat.

Posted by: veardiani | January 23, 2009

Tantangan dalam profesi Humas

Apakah Humas telah layak disebut sebagai profesi?. Itu barangkali pertanyaan yang sering muncul dalam benak para siswa humas. Sebagian orang menaruh perhatian dengan predikat profesi tersebut, sebagian lagi tidak. Apabila kita melihat pengertian dan karakteristik profesi, profesional dan profesionalisme, kita bisa mengevaluasi hal-hal berikut ini:

Sebagai sebuah bidang, humas telah memiliki body of knowledge, dimana dasar teorinya berasal dari teori-teori Ilmu Sosial, khususnya Ilmu Komunikasi. Aspek relationships jelas sekali menjadi ranah kajian komunikasi. Dalam dimensi-dimensi komunikasi, relationships tidak hanya sebatas komunikasi antar personal, melainkan juga dalam level yang lebih luas, yakni dalam komunikasi organisasi maupun komunikasi massa. Model-model komunikasi, mulai yang model linier sampai dengan model yang diadik dan interaktif bisa dianggap sebagai badan pengetahuan dalam praktek humas. Humas tidak terlepas dari teori-teori sosiologi, antropologi dalam memahami publiknya.

Saat ini pendekatan-pendekatan budaya mewarnai praktek humas organisasi-organisasi multinasional. Konsep pembangunan reputasi dan tanggung jawab social melalui community development dan community relations, jelas-jelas merupakan pengembangan ilmu-ilmu sosial. Begitu pula secara teknis komunikasinya tidak lepas dari teori-teori psikologi. Dimensi politis juga menjadi bagian penting dalam praktek humas dunia.

Memiliki Kode Etik. Saat ini banyak bermunculan organisasi profesi kehumasan. Baik di tingkat dunia, asia dan Indonesia. Organisasi profesi humas tingkat dunia adalah International Public Relations Association (IPRA) yang beranggotakan para professional humas di seluruh dunia. Para praktisi humas (profesional) humas Indonesia sudah mejadi anggota IPRA. Di tingkat Asia juga ada. Saat ini hampir tiap negara sudah ada organisasi profesi. Misalnya, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) dan Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) di Indonesia. Semua organisasi profesi ini mengeluarkan Kode Etik.

Kontrol akses yang tertutup. Betapapun PERHUMAS misalnya telah memiliki prosedur untuk merekrut anggotanya, namun pengontrolan terhadap perilaku profesional humas di Indonesia ini masih lemah. Beberapa badan humas dunia telah memberlakukan. Misalnya Amerika dengan PRSA-nya. Pelanggaran kode etik akan mendapat sanksi tegas, mulai peringatan sampai dengan pemecatan.

Saat ini kita temukan suatu fenomena yang cenderung membingungkan kita. Disisi satu banyak organisasi yang memiliki respon atau apresiasi yang positif terhadap humas dengan memasukkan humas sebagai salah satu pendekatan manajemen dan memasukkannya ke dalam suatu lembaga tersendiri dalam organisasi, juga adanya fenomena positif dengan semakin banyaknya organisasi yang mengangkat seorang pejabat humas bagi organisasinya. Namun, disisi yang lain masih saja ditemukan keberadaan humas yang tidak mendukung tercapainya pelaksanaan profesionalisme humas. Berdasarkan studi di beberapa negara, seperti Australia, Amerika, Inggris, Indonesia, Malaysia, India, Hongkong, dan Filipina, beberapa persoalan penting yang saat ini dihadapi humas adalah:

1. Masih sedikit organisasi yang memberi posisi humas di tingkat

korporat. Bila ada humas yang dapat langsung memiliki akses  pada

CEO, tetapi ternyata mereka (PRO) belum banyak yang  dilibatkan

sebagai tim pengambil keputusan organisasi.

2. Evaluasi manajemen (eksekutif) puncak terhadap kerja humas  yang

masih buruk. Humas dianggap sebagai kerja yang tidak  direncanakan

dengan baik, kualifikasi dan kemampuan petugas  humas yang rendah

dalam bidang komunikasi, dan kemampuan manajerial PRO yang

lemah.

3. Diragukannya pendidikan humas dalam menyiapkan atau mendukung
humas yang strategis.

Ketiga hal di atas setidaknya merupakan tantangan berat yang sedang dialami dunia humas. Daftar tersebut bisa lebih spesifik di tiap-tiap negara.

Posted by: veardiani | January 23, 2009

Profesi, Profesional dan profesionalisme

Secara singkat kita bisa memahami profesi sebagai suatu pekerjaan, professional adalah pelakunya dan profesionalisme adalah suatu sikap atau idealisme.

Profesi berasal dari kata professues (latin) yang berarti “ suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan janji”. seseorang yang memiliki profesi berarti memiliki ikatan batin dengan pelanggaran sumpah jabatan yang dianggap telah emnodai “kesucian” profesi tersebut. Masyarakat kita mengartikan profesi sebagai suatu keterampilan atau keahlian khusus yang di miliki seseorang sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama yang diperolehnya lewat jalur pendidikan atau pengalaman, dan dilaksanakan secara terus menerus, serius, yang merupakan sumber utama bagi nafkah hidupnya.

Namun tidak semua pekerjaan bisa disebut sebagai suatu profesi. Apabila suatu pekerjaan diakui sebagai suatu profesi, maka praktisi yang menggeluti profesi tersebut bisa disebut sebagai profesional. Tentu saja setelah dia mampu memenuhi standart-standart kualitas seorang professional. Profesional adalah memiliki kemampuan teknis dan operasional yang diterapkan secara optimum dalam batas-batas etika profesi, dan dikatakan sebagai seorang professional adalah A Person Who Does Something With Great

Sikap dan kemampuan seorang professional bisa disebut sebagai profesionalisme, yakni mampu bekerja atau bertindak melalui pertimbangan yang matang dan benar dalam memberikan pelayanan tertentu berdasarkan klasisfikasi pendidikan dan pelatihan serta memiliki pengetahuan memadai dan dapat membedakan secara etis mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan pedoman kode etik profesi (Ruslan, 2002: 49) Menjadi profesional, harus memiliki ciri-ciri khusus tertentu, antara lain:

  1. Memiliki Skill atau kemampuan yang tidak dipunyai oleh orang
    umum lainnya, apakah itu diperoleh dari hasil pendidikan atau
    pelatihan yang diperolehnya dan ditambah dengan pengalaman
    selama vbertahun-tahun yang telah duitempuhnya secara
    profesioanl.

  2. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi.

  3. Memiliki jiwa pengabdian pada publik atau masyarakat dan
    dengan penuh dedikasi.

  4. Menjadi salah satu anggota profesi akan sangat membantu.

Karakteristik atau ciri-ciri profesi.

Siebert dkk dalam Dahlan (1999) berpendapat bahwasannya suatu bidang disebut sebagai profesi apabila;

(1) memiliki body of knowledge,

(2) memiliki kode etik profesi,

(3) adanya kontrol akses yang tertutup bagi orang yang ingin

memasukinya.

Body of Knowledge atau badan pengetahuan bisa ditunjukkan dengan terumuskannya suatu model kerja ataupun model kerangka berpikir sebuah bidang. Body of knowledge juga bisa dilihat dari adanya suatu filsafat/falsafah, misi dan tujuan bidang tersebut secara jelas. Sedangkan Kode Etik adalah suatu perangkat pedoman tingkah laku yang mengikat semua anggota profesi. Kode Etik ini lazimnya disusun dan dikeluarkan oleh sebuah organisasi profesi. Terakhir, kontrol akses yang tertutup adalah adanya upaya yang dilakukan oleh (utamanya) organisasi profesi untuk menyelekasi dan atau memberi kriteria bagi orang yang ingin menjadi professional. Seleksi tersebut bisa berupa serangkaina test administrative, test pengetahuan dan skill. Pengukuhan oleh sebuah organisasi profesi juga bisa dikatagorikan sebagai kontrol.

Posted by: veardiani | January 21, 2009

Foto Bersama Junaidi S.H

Posted by: veardiani | January 21, 2009

Kampoeng Public Relation

Selamat datang di Kampoeng Public Relation. Disini anda akan mendapatkan serba-serbi dari dunia Public Relation.

Posted by: veardiani | January 21, 2009

Tugas Public Relation

  • Sensor perubahan sosial. Para PR professional mencermati goncangan/gerakan yang terjadi di masyarakat yang dapat berakibat buruk ataupun baik untuk perusahaan, dan membantu manajemen bersiap-siap menghadapi semua kemungkinan yang disebabkan oleh goncangan/gerakan tersebut.

  • Hati nurani perusahaan.Henry David Thoreau menulis: “Cukup sudah mengatakan bahwa perusahaan tidak mempunyai hati nurani; tetapi sebuah perusahaan yang terdiri dari orang-orang yang berhati nurani adalah sebuah perusahaan dengan hati nurani.” Ucapan tadi adalah kata-kata yang kuat, kata-kata yang para PR professional harus terus ingat. Hati nurani adalah kualitas dasar dalam pekerjaan seorang PR.

  • Komunikator. Banyak orang beranggapan bahwa komunikasi adalah peran utama public relations. Hal ini sangat mungkin dikarenakan mereka (PR professional) menghabiskan banyak waktu mengasah kemampuan komunikasi mereka dan menghabiskan hanya sedikit waktu mempertajam penilaian sosialnya. Komunikasi bukanlah tugas utama PR tetapi adalah salah satu dari empat tugas penting.
  • Monitor Perusahaan.Fungsi ini untuk memastikan bahwa kebijaksanaan dan program perusahaan sesuai dengan ekspektasi publik perusahaan. Semangat sebagai perantara (antara perusahaan dan publiknya) seharusnya tercermin di pekerjaan seorang PR. Dan hal inilah yang menjadi alasan terbaik mengapa sebaiknya seorang karyawan PR senior untuk melapor kepada tingkat manajemen tertinggi.

Source:
PR Reporter, “Tips and tactics”, 23 March 1987 (taken from Johnston, J. & Zawawi, C. (eds.) 2004, Public relations: theory and practice, 2nd. ed., Allen&Unwin, New South Wales, Australia, pp. 5-6).

Posted by: veardiani | January 21, 2009

Foto Bersama Junaidi S.H

Posted by: veardiani | January 12, 2009

Sejarah Public Relation

Humas kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.
PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.
Perkembangan Humas di Dunia
Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.
Berikut gambaran kronologis PR di dunia:
Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yangmandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal difakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itubanyak diadakan kursus-kursus yang bermutu1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arahilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu.Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang,pendekatan tidak hanya satu aspek saja1979-1990 : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalamperubahan mental dan kualitas1990-sekarang : a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang,sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasionalb. membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasionalc. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi
Asal Mula Istilah
Pengertian :
Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (Webster’s New World Dictionary)
Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations News)
Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik (Moore, 2004: 6).
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication (Abdurrahman, 1993: 10). Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).
Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik- privat, pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.
Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.

« Newer Posts

Categories