Posted by: veardiani | January 24, 2009

International Public Relations Association (IPRA)

IPRA merupakan organisasi humas di tingkat internasional, terbentuk pada bulan Mei tahun 1955 dalam suatu pertemuan di Stratford-Upon-Avon, dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman

professional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas

mengenai kepentingan internasional.
2. Mengadakan suatu rotasi (perputaran) apabila anggotanya setiap saat

memerlukan pemberitahuan dan bimbingan, dapat meyakini akan

kebaikan dan bantuan dari para anggotanya di seluruh dunia.
3. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktek kehumasan

umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
4. Meningkatkan praktek kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia

dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu

pengetahuan dan pengertian tentang berbagai tujuan dan caranya baik

di dalam maupun di luar profesi itu.
5. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang

mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai

negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi berbagai

kode etik profesi dan kualifikasi untuk menangani bidang tersebut.
6. Menerbitkan bebragai bulletin, majalah atau terbitan- terbitan lain

termasuk “who’s who” di bidang humas internasional.
7. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin dapat

menguntungkan para anggotanya atau memberikan kemajuan bagi

praktik kehumasan di seluruh dunia.

Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hokum, perusahaan, perserikatan, pemerintahan, atau organisasi lain yang membina hubungan baik dan produktif dengan public atau khalayak ramai.

Kongres pertama IPRA diselenggarakan di Brussel pada bulan Juni tahun 1958, dihadiri oleh 250 prakjtisi dari 23 negara. Kongres humas dunia selanjutkan diselenggarakrn tiga tahun sekali. Asia pertama ditempati kongres humas dunia (Kongres ke IX) pada bulan januari tahun 1982 di Bombay.

IPRA memiliki agenda tetap berupa penghargaan dan anugerah bagi para anggotanya, antara lain penghargaan tertinggi dalam ajang humas, Golden World Awards for Excellent in Public Relations (GWA sejak tahun 1990) dan Grand Prize for Excellence in Public Relations. Penghargaan kepada program humas dari suatu organisasi dimana humas baru berkembang, Front Line , United Nation Award. Setiap tahun diselenggarakan Seminar Humas Internasional IPRA sekaligus memilih presiden IPRA.

Posted by: veardiani | January 24, 2009

Institute Public Relations of British (IPR)

Berada di Inggris dan didirikan pada tahun 1948 oleh sekelompok pegawai humas dari pemerintah pusat, local, kalangan industri, dan sector perdagangan. Secara resmi IPR diresmikan dan mendapat pengakuan pada tahun 1964.

Tujuan IPR adalah sebagai berikut:

1. Untuk memajukan perkembangan huams demi kepentingan praktik

tersebut di bidang perdagangan, industri, pemerintah local, dan pusat,

perusahaan-perusahaan nasional professional, organisasi-organisasi

sukarela dan demi kepentingan semua praktisi dan semua pihak yang

berkaitan dengan soal humas.
2. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar professional

yang tinggi bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta

merumuskan standar-standar semacam itu.
3. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi, dan lain-lainmengenai

masalah yang menjadi kepentingan bersama dan secara umum untuk

bertindak sebasgai wadah bagi pertukaran gagasan mengenai praktek

kehumasan.

Keanggotaan aktif IPR terbuka bagi perseorangan yang berusia 28 tahun atau lebih, memiliki pengalaman minimal 5 tahun, dan memenuhi syarat untuk menjalankan profesi humas seperti yang ditegaskan oleh memorandum of association, atau bagi perseorangan yang berusia 26 tahun atau lebih, dengan pengalaman minimal 2 tahun meliputi berbagai hal, tetapi telah mendapatkan diploma CAM dan memnuhi syarat seperti tercantum dalam memorandum of association.

Sama dengan Perhumas maupun PRSA, IPR juga menerima anggota mahasiswa, yakni mereka yang mengikuti kursus pendidikan atau latihan yang dikelola dan diakui oleh IPR. Bagi anggota ini selain kursus, juda ilakukan kegiatan brupa pertemuan untuk diskusi, perdebatan, pertunjukan film, konferensi sehari atau akhir pecan yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan p[engetahuan anggotanya. Setiap bulan diadakan acara pertemuan makan siang dari September sampai JUni di London. Acara tersebut menghadirkan pembicara tamu dari kalangan perindustrian, pemerintahan, berbagai profesi, dan sebagainya.
IPR menerbitkan sebuah laporan berkala bulanan, berbagai laporan, dan monografi atas aspek-aspek tertentu tentang praktek humas.

Posted by: veardiani | January 24, 2009

ORGANISASI PROFESI HUMAS DI LUAR NEGERI:

Organisasi-organisasi humas di negara Eropa berkumpul dalam satu wadah organisasi di tingkat Eropa, yakni Federation Associated Public Relations Organization (FAPRO).

Aktivitas organisasi ditujukan untuk secara terus menerus mengembangkan profesi humas, meningkatkan keahlian para praktisi humas melalui berbagai kegiatan-kegiatan pertemuan (seminar, lokakarya, pelatihan, dan sebagainya), riset, penerbitan (jurnal, majalah, news letter) dan pengembangan pendidikan. Tidak ketinggalan adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan profesi antara lain menyebarkan pentingnya arti humas bagi suatu lembaga, melakukan control akses, merumuskan dan memberlakukan kode etik profesi, melakukan evaluasi dan kontrol terhadap praktek humas para anggotanya.

Berikut beberapa organisasi profesi humas di Amerika dan Inggris yang penulis sadur dari Black (1992).

Public Relations Society of Amerika (PRSA)

PRSA berkantor pusat di

New York, berdiri pada tahun 1947. Tujuan didirikan PRSA adalah:
1. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas
2. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang

kehumasan.
3. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan kepada kelompok

kelompok usaha, profesioanl, dan lain-lain, serta masyarakat, tentang

tujuan-tujuan, dan fungsi humas, dan tentang mereka yang bergiat di

bidang humas.
4. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para majikan

dank Klien,dengan media yang mapan mengenai informasi dan opini,

dan dengan masyarakat.
5. untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi

pelayanan umum dan tingkah laku.
6. Untuk bertukan pikiran dan pengalaman, dan untuk menghimpun dan

menyebarkan informasi yang bernilai kepada para petugas humas dan

masyarakat.
7. Untuk menggiatkan, mensponsori, dan membantu perkembangan riset

belajar dan cara mengajar dalam golongan masyarakat humas melalui

ceramah-ceramah dan kursus-kursus lain yang dapat menjadi

keharusan dan dilakukan secara beraturan pada lembaga-lembaga

pendidikan yang mapan.
8. Menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset dan analisis mengenai

setiap dan segala segi kehumasan melalui berbagai forum,

diskusi,survey, pertemuan umum, pameran, dan konferensi.
9. Untuk menerbitkan pamphlet, buku, monografi, dan secara umum

menyebarkan informasi mengenai masalah kehumasan.
10.Untuk memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian

beasiswa dan hadiah pada lembaga pendidikan yang diakui bagi

pengkajian dan riset di bidang humas.

Standar professional dalam PRSA dikontrol secara ketat. Setiap orang yang ingin menjadi anggota diwajibkan mentaati prinsio-prinsip kode standar profesionalnya. Pada tahun 1965 PRSA mengadakan program pengakuan sebagai anggota PRSA dengan gelar APR, melalui ujian lisan dan tulis. Ujian diadakan untuk menguji kemampuan dan pengetahuan calon anggota dalam bidang humas.

Ujian tertulis diawasi oleh sebuah organisasi penguji professional dan ujian lisan dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga anggota yang diakui keahlian mereka. Bahkan sejak 1969, aturan itu diberlakukan sebagai syarat wajib bagi mereka yang ingin menjadi anggota aktif.

Pelayanan dan kegiatan terus dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan praktisi humas pada segala tingkatan melalui karir humas. Antara lain dibentuklah Persatuan mahasiswa Humas Amerika (PRSSA) bagi para sarjana muda. Kegiatan pendidikan PRSSA dibimbing secara nasional oleh komite pendidikan dengan penasihat para pendidik dari berbagai sekolah tinggi dan universitas di seluruh Amerika serikat. Begitu pula kegiatan riset mendapat perhatian tersendiri. Tahun 1955 dibentuk pusat informasi dan merupakan pusat informasi nasional satu-satunya bagi bidang humas. Pusat ini menghimpun data mengenai humas dan memenuhi kebutuhan pengkajian dan sebagai acuan para eksekutif, pengajar, dan mahasiswa humas. Tahun 1856 PRSA mendirikan yayasan riset humas dan pendidikan oleh para anggota PRSA. Kegiatan yayasan ini antara lain memberi beasiswa tahunan kepada sejumlah pengajar humas terpilih dan memberi hadiah beasiswa tingkat sarjana setiap tahun kepada mahasiswa humas yang berprestasi. Yayasan juga melakukan kegiatan dokumentasi audio visual para penceramah humas, riwayat, wawancara yang di filmkan, serangkaian monograf mengenai sejarah profesi, penerbitan data hasil riset, dan menerbitkan buku “Undang-undang Humas:” Sebuah Bibliografi Komperehensif”. Tahun 1973, yayasan memproduksi film “Pendapat Masyarakat” mengenai profesi humas.

Selain menerbitkan jurnal humas, PRSA menerbitkan Register issue of the journal, yakni publikasi tahunan yang memuat daftar para anggota PRSA, alamat, dan afuiliasi bisnis mereka, standar profesioanl, dan prosedur bagi para panel pengadilan, kebijakan-kebijakan dewan tertentu dan peraturan-peraturan PRSA. Penerbitan humas tertua oleh PRSA adalah media publikasi Channels yang terbit bulanan, pertama kali terbit tahun 1937. PRSA memiliki program tahunan, yakni Pemberian penghargaan Gold Anvil Award (GAW) bagi pengabdian luar biasa seseorang kepada profesi humas, antara lain: Outstanding Educator Award bagi prtestasi seorang pengajar humas, Paul Lund Awards bagi pengabdian umum yang luar biasa, President Citation bagi pengabdian luar biasa kepada organisasi profesi (PRSA), Film Festival Award bagi film humas terbaik pada tahun pemilihan (terbuka bagi anggota saja). Sementara penganugerahan Chapter Banner Award diberikan kepada cabang organisasi yang menonjol dalam memajukan profesi humas maupun PRSA. Selain GAW juga ada Silver Anvil Award Competition bagi program-program humas yang menonjol yang diadakan selama setahun sebelumnya. Semua kompetisi ini terbuka bagi anggota dan yang bukan anggota.

Posted by: veardiani | January 24, 2009

Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI)

Selain Perhumas yang menghimpun para praktisi humas di Indonesia juga telah terbentuk organisasi yang menghimpun perusahaan humas, yakni Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI).

APPRI berdiri pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat independen. Tujuan APPRI adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun, membina, dan mengarahkan potensi perusahaan public

relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta

dalAm usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

2. Mewujudkan fungsi publik relations yang sehat, jujur, dan bertanggung

jawab, sesuai dengan kode praktek dan kode etik yang lazim berlaku

secara nasional dan internasional.

3. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan

memberikan kesempatan kepada para anggota untuk konsultasi dan

kerja sama serta memberikan saran bagi pemerintah, badan-badan

kemasyarakatan, asosiasi yang mewakili dunia industri dan

perdagangan, serta badan-badan lain untuk berkonsultasi dengan

APPRI sebagai suatu lembaga.

4. Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memnuhi
syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan

akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.

5. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal

kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik

public relations.

6. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui

mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.

7. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public

relations.

APPRI telah menetapkan Kode Etik Profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat internasional. Misalnya, Soedarto & Noeradi PR Consultant, Fortune PR, Ida Sudoyo Associates M-PR Consultant, Inke Maris Associates, Eksekutif PR, dan sebagainya.

Selain Perhumas dan APPRI, di Indonesia baru didirikan Public Relations Society of Indonesia (PRSI)pada tahun 2005, juga ada organisasi profesi yang lebih spesifik berdasarkan jenis usahanya, misalnya Perhimpunan Public Relations Perhotelan Indonesia, pernah menjadi ketua antara lain Rae Sita Supit dan Sri Sekartaji dari Sahid Jaya Hotel Jakarta. Kemudian ketika terjadi krisis perbankan nasional dimana banyak bank di likuidasi, di merger, dan di akuisisi (sekitar 1997), sempat muncul iklan perbankan di televisi yang mengatasnamakan Persatuan Public Relations Perbankan Indonesia. Saat ini di Kota Malang, Jawa Timur telah terbentuk Forum Humas Perguruan Tinggi yang beranggotakan para humas di perguruan tinggi-perguruan tinggi se Malang Raya.

Kemunculan organisasi-organisasi ini merupakan budaya yang baik selama memiliki komitmen untuk memecahkan persoalan profesi, berkaitan dengan akses-akses yang memperkokoh pelaksanaan kerja humas secara lebih professional. Dengan dua organisasi profesi yang mantap seperti Perhumas dan APPRI saja misalnya, maka profesi humas dapat lebih dikukuhkan. Apalagi bila organisasi-organisasi tersebut juga memperhatikan komitmen untuk merancang kurikulum humas di perguruan tinggi, seperti yang dilakukan Public Relation Society of Amerika. Berikut ini dalam modul kita akan mengenal lebih jauh tentang organisasi profesi humas d luar negeri.

Posted by: veardiani | January 24, 2009

Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS)

Para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1972, dengan maksud untuk menghimpun dan membentuk wadah bagi para praktisi. Lebih lengkap tujuan Perhumas adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan professional hubungan

masyarakat di Indonesia.
2. Memperluas danmemperdlam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para

anggotanya.
4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun

dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun di luar negeri.

Pada tahun 1997 Perhumas memprakarsasi berdirinya organisasi humas di Asia Tenggara yakni Federation of ASEAN Public Relations Organization (FAPRO) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah Konferensi FAPRO di Jakarta. Perhumas juga sudah tercatat dan diakui oleh Internasional Public Relations Association (IPRA) dan pernah dipernah dipercaya sebagai tuan rumah konferensi IPRA pada tahun 1995. Indonesia telah menjadi board member IPRA. Bahkan pada tahun 2000-2001 board member IPRA diwakili oleh Indonesia, Amerika serikat, Inggris, Afrika Selatan, Kenya, Jerman, dan Turki. Tahun 2000 ketika IPRA menyelenggarakan event bergengsi bagi kompetisi program humas di tingkat dunia, yakni Golden World Award for Excellent in PR (GWA) praktisi humas Indonesia menjadi salah satu tim juri diantara 30 juri yang ada yang mewakili 19 negara di dunia.

Saat ini Perhumas telah beranggotakan ribuan orang/praktisi yang terdiri dari anggota kehormatan, anggota biasa, anggota peserta, dan anggota siswa. Beberapa kegiatan Perhumas antara lain:

1. Menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk bersama-

sama mengembangkan pendidikan humas. Perhumas  menerima

anggota siswa yang berasal dari para mahasiswa jurusan Ilmu

Komunikasi dan atau humas.

2. Menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga

lembaga. Misal, dengan majalah Info Pasar Modal yang mewakili

kalangan pasar modal (Bapepam dan Bursa Efek Jakarta) telah

mendirikan Lembaga Pengembangan Hubungan Masyarakat

Perusahaan Publik Indonesia (LPHPPI).; dengan Komite Pemberantasan

Korupsi.

3. Menerbitkan jurnal Perhumas yang berisi tentang aktivitas organisasi

dan tulisan para pakar tentang humas dan komunikasi.

4. Setiap tahun Perhumas menyelenggarakan konvensi (pertemuan)
nasional.

5. Menyelenggarakan serangkaian seminar dan lokakarya.

6. Menyelenggarakan Lomba Penerbitan Majalah Ing Griya yang
terbagi ke dalam katagori Majalah/bulletin, tabloid, news letter, dan

warkat investor. Terakhir, lomba Ing Griya ini diselenggarakan pada

tahun 2004.

7. Musyawarah Nasional. Terakhir Munas diselenggarakan di  Yogjakarta,

pada tanggal 16-18 Desember 2004, sekaligus memilih Ketua Umum

periode 2004-2007. Ketua Umum terpilih adalah Rusli Simanjutak dari

Bank Indonesia. Perkembangan Perhumas bisa di ikuti melalui web site

Perhumas: www. perhumas.or.id

8. dan sebagainya.

Posted by: veardiani | January 24, 2009

ORGANISASI PROFESI HUMAS

Kali ini kita sampai pada pembahasan tentang organisasi profesi humas. Barangkali belum banyak orang tahu tentang keberadaan organisasi ini. Bahkan di Indonesia sendiri, masih saja ada praktisi yang belum mengetahui bahwa telah ada organisasi profesi humas Indonesia. Hal ini sungguh berbeda misalnya, dengan profesi dokter (hampir semua mahasiswa kedokteran dan dokter tahu pasti bahwa ada Ikatan Doklter Indonesia), profesi wartawan (semua wartawan tahu bahwa ada Persatuan Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalistik Indonesia, dsb). Oleh karena itu sangat tepat kiranya apabila dalam modul kita kali ini memperkenalkan keberadaan organisasi profesi humas di Indonesia pada khususnya dan dunia serta di beberapa negara. Beberapa Organisasi Profesi Humas Organisasi profesi merupakan suatu wadah para professional di dalam mengembangkan dan mengadakan suatu studi profesi. Terbentuknya organisasi profesi menunjukkan adanya komitmen dari para profesionalnya untuk semakin mengukuhkan jati diri. Organisasi profesi yang sudah mantab biasanya sangat berperan di dalam menentukan kurikulum studi profesi, mereka (organisasi ini) juga aktif melakukan riset, pertemuan, serangkaian pertemuan, dan kontes program-program humas. Berdasarkan organisasi yang sudah ada, organisasi humas bisa dibedakan menjadi tiga. Pertama, organisasi yang menghimpun para praktisi humas secara umum, kedua organisasi yang menghimpun perusahaan humas (consultan humas), dan ketiga hádala organisasi yang menghimpun para praktisi humas yang dibedakan berdasarkan jenis perusahaannya (misal khusus perhotelan, khusus preusan rokok, dan sebagainya). Sementara ini harus diakui bahwa Amerika merupakan negara yang pertama membentuk organisasi profesi bagi para praktisi humas. Tahun 1948 di Amerika telah terbentuk suatu wadah yang dinamakan Public Relations Society of Amerika (PRSA). Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris, Jerman, belanda/Netherland, Spanyol, Swiss (diolah dari data dalam Black, 1993). Sedangkan terbentuknya organisasi profesi humas di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut ini akan dijelaskan beberapa organisasi saja. Informasi penting selain sejarahnya, sajian berikut ini juga bermaksud mendiskripsikan tentang kegiatan atau aktivitas organisasi-organisasi tersebut sehingga kita bisa mengambil pelajaran meniru yang baik, dalam rangka memajukan profesi humas ini di Indonesia.

Posted by: veardiani | January 23, 2009

Achmad Fajar Maulana

Achmad Fajar Maulana

Posted by: veardiani | January 23, 2009

Bridge Public Relation Agency

Bridge Public Relation Agency

Posted by: veardiani | January 23, 2009

Bridgirls

Bridgirls

Posted by: veardiani | January 23, 2009

Bridge PR Agency Technical Meeting di Bank Danamon

Bridge PR Agency Technical Meeting di Bank Danamon

Older Posts »

Categories